Wednesday, October 29, 2008

Be My Valentine...

Valentine Roses

A touching story...


Red roses were her favorites, her name was also Rose.
And every year her husband sent them, tied with pretty bows.
The year he died, the roses were delivered to her door.
The card said, "Be my Valentine," like all the years before.

Each year he sent her roses, and the note would always say,

"I love you even more this year, than last year on this day."
"My love for you will always grow, with every passing year."

She knew this was the last time that the roses would appear.

She thought, he ordered roses in advance before this day.
Her loving husband did not know, that he would pass away.
He always liked to do things early, way before the time.
Then, if he got too busy, everything would work out fine.

She trimmed the stems, and placed them in a very special vase.
Then, sat the vase beside the portrait of his smiling face.
She would sit for hours, in her husband's favorite chair.
While staring at his picture, and the roses sitting there.

A year went by, and it was hard to live without her mate.
With loneliness and solitude, that had become her fate.
Then, the very hour, as on Valentines before,
The doorbell rang, and there were roses, sitting by her door

She brought the roses in, and then just looked at them in shock.
Then, went to get the telephone, to call the florist shop.
The owner answered, and she asked him, if he would explain,
Why would someone do this to her, causing her such pain?

"I know your husband passed away, more than a year ago,"
The owner said, "I knew you'd call, and you would want to know."
"The flowers you received today, were paid for in advance."
"Your husband always planned ahead, he left nothing to chance."

"There is a standing order, that I have on file down here,
And he has paid, well in advance, you'll get them every year.
There also is another thing, that I think you should know,
He wrote a special little card...he did this years ago."

"Then, should ever, I find out that he's no longer here,
That's the card...that should be sent, to you the following year."
She thanked him and hung up the phone, her tears now flowing hard.
Her fingers shaking, as she slowly reached to get the card.

Inside the card, she saw that he had written her a note.
Then, as she stared in total silence, this is what he wrote...

"Hello my love, I know it's been a year since I've been gone,
I hope it hasn't been too hard for you to overcome."

"I know it must be lonely, and the pain is very real.

For if it was the other way, I know how I would feel.
The love we shared made everything so beautiful in life.
I loved you more than words can say, you were the perfect wife."

"You were my friend and lover, you fulfilled my every need.
I know it's only been a year, but please try not to grieve.
I want you to be happy, even when you shed your tears.
That is why the roses will be sent to you for years."

"When you get these roses, think of all the happiness,
That we had together, and how both of us were blessed.
I have always loved you and I know I always will.
But, my love, you must go on, you have some living still."

"Please...try to find happiness, while living out your days.
I know it is not easy, but I hope you find some ways.
The roses will come every year, and they will only stop,
When your door's not answered, when the florist stops to knock."

"He will come five times that day, in case you have gone out.
But after his last visit, he will know without a doubt,
To take the roses to the place, where I've instructed him,
And place the roses where we are, together once again."

[+/-] Selengkapnya...

Nothing Is Impossible

When someone tell u that u can't do something...


Look Around...


Consider All Options...
Then GO for It!!!

Use All Things GOD Gave U...
Be Creative!!!
In The End, U Will Succeed & Prove Them Wrong...
(E-mail from Hari Purnama)

[+/-] Selengkapnya...

Monday, October 27, 2008

Bila Anda siap MENDAPATKAN, sudahkan Anda juga siap KEHILANGAN?

Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Dari mulai marah-marah, menangis, protes pada takdir, hingga bunuh diri. Masih ingatkah Anda pada tokoh-tokoh ternama, yang tega membunuh diri sendiri hanya karena sukses mereka terancam pudar? Barangkali kisah yang saya adaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns berikut ini, dapat memberikan inspirasi.

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok," gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

"Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.

Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan ? Apa yang diambil oleh perampok tadi?

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".

Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN TUHAN. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

“Time takes it all whether you want it to or not, time takes it all. Time bares it away, and in the end there is only darkness. Sometimes we find others in that darkness, and sometimes we lose them there again.”
mannec

Stephen King quotes

“When we lose one blessing, another is often most unexpectedly given in its place”

C.S. Lewis quotes

“It's true that we don't know what we've got until we lose it, but it's also true that we don't know what we've been missing until it arrives.”

Similar Quotes.

[+/-] Selengkapnya...

Sunday, October 26, 2008

Sex and The City


Sex and The City Movie, sebuah film yang mungkin sudah tidak asing di telinga. Sebuah film yang mempunyai rating dewasa namun memiliki beberapa nilai yang bisa diambil dari film ini. Film ini mengangkat permasalahan dalam kehidupan Carrie, Charlotte, Miranda, & Samantha. Beberapa hal yang bisa diambil di dalam film ini,


1. Persahabatan

Persahabatan yang kental dapat dirasakan bagi keempat wanita ini. Rasa saling menghargai, saling mengasihi satu sama lain, saling membantu, saling berbagi di kala senang maupun sedih. Ketika Carrie ditolak mentah-mentah oleh Big, Charlotte, Miranda, Samantha menemani dan mendukung Carrie dalam kejatuhannya. Bahkan Miranda rela meninggalkan pekerjaannya demi Carrie.

Selain itu, persahabatan ini juga terlihat saat Miranda tengah dalam kesendirian di dalam apartemen saat malam tahun baru. Saat itu Carrie tengah tertidur, lalu dibangunkan oleh Miranda yang kesepian. Kemudian tanpa perlu dipaksa, Carrie, yang saat itu tidak ada taksi, rela menempuh perjalanan panjang dan melupakan tidurnya hanya untuk menemani sahabatnya. Ketika Carrie datang, Miranda sangat senang dan keduanya melewati malam tahun baru bersama bercerita.

Di dalam persahabatan ada kekuatan untuk rela mengorbank
an dirinya demi menolong sahabatnya. Dengan seorang sahabat, kesedihan bisa berubah menjadi kegembiraan. Selain itu, seorang sahabat juga akan saling menguatkan bersama.


“A friend is someone who is there for you when he’d rather be anywhere else.”
- Len Wein
“A hug is worth a thousand words. A friend is worth more.”
- Sent by Jasmine Fitzwilliam “Two are better than one; because they have a good reward for their labour. For if they fall, the one will lift up his fellow: but woe to him that is alone when he falleth; for he hath not another to help him up.”
- Bible: Ecclesiastes




2. Memaafkan

Setiap orang pasti berbuat salah, sama seperti Big yang meninggalkan Carrie, Steve yang mengkhianati Miranda, Miranda yang mengatakan hal buruk sebelum pernikahan Carrie, dll. Seorang sahabat juga tidak terlepas dari kesalahan ini. Tapi kadang kala, kita susah untuk memaafkan kesalahannya.

Berkali-kali Big meminta maaf lewat email, sms, voicemail, dan sebagainya, Carrie tetap belum bisa memaafkan. Padahal, Carrie sangat mencintai Big, tetapi tetap saja memaafkan itu sulit. Steve yang memohon maaf atas satu kesalahannya juga tidak dimaafkan oleh Miranda. Miranda yang memohon maaf atas perkataannya juga tidak semudah itu dimaafkan Carrie. Ya, memaafkan memang perkara yang sangat sulit. Mudah dikatakan, susah dilakukan.

Pernahkan Anda memaafkan sahabat Anda?

Ketika Anda melakukan kesalahan dan m
encoba minta maaf, pernahkan terpikir bahwa orang lain juga pernah melakukan kesalahan dan meminta maaf kepada Anda?

"Kamu memaksaku memaafkanmu selama 3 hari, tapi kamu tidak memaafkan Steve yang telah meminta maaf selama 6 bulan"

Ya, kadang kala kita merasa kesalahan orang lain itu berbeda dengan kesalahan kita. Seringkali kita merasa kesalahan kita jauh lebih ringan. Tapi apakah kita layak untuk dimaafkan apabila kita masih tetap saja tidak memaafkan orang lain? Belajarlah untuk memaafkan. Pada akhirnya Miranda dapat memaafkan Steve dan kehidupannya menjadi jauh lebih baik, Carrie yang memaafkan Miranda dan dapat saling berbagi kembali, Carrie yang memaafkan Big dan mereka menikah, Charlotte yang akhirnya mau ditolong ke rumah sakit oleh Big dan melahirkan. Ya, memaafkan membuat hidup kita menjadi lebih baik dan tidak berbeban

“To forgive is the highest, most beautiful form of love. In return, you will receive untold peace and happiness.”
Robert Muller quotes


"It is easier to forgive an enemy than to forgive a friend."
William Blake

“To forgive is to set a prisoner free and discover that the prisoner was you.”
Lewis B. Smedes quotes

“The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong.”
Mahatma Gandhi quotes

"Forgiveness is the sweetest revenge."
Isaac Friedmann


3. Berani, Jangan Takut

Ketika Charlotte tengah hamil, ia menjadi takut melakukan berbagai hal hingga lari yang ia selalu lakukan tiap hari. Ia terlalu takut terjadi apa-apa dengan bayinya. Akhirnya ia bisa menghilangkan rasa takutnya dan berlari hingga akhirnya ia melahirkan.

Ketika di Meksiko, Charlotte takut untuk memakan makanan apapun dan ia hanya makan puding. Akhirnya ia sakit perut dan terjadi hal-hal yang memalukan.

Janganlah kita terlalu takut melakukan segala sesuatu. Ketakutan hanya membuat hidup yang berat ini semakin berat. Kadangkala rasa takut tersebut hanya kita yang buat-buat saja, dan ketakutan ini akan membuat apa yang dipikirkan terjadi. Buanglah rasa takut dan berlarilah

“The greatest barrier to success is the fear of failure.”
Sven Goran Eriksson quotes

“Many of us crucify ourselves between two thieves - regret for the past and fear of the future.”
Fulton Oursler quotes

“Always do what you are afraid to do.”
Ralph Waldo Emerson quotes

“FEAR is an acronym in the English language for "False Evidence Appearing Real"”
Neale Donald Walsch quotes
Ada yang mw menambahkan sesuatu?

[+/-] Selengkapnya...

57 Sen

Seorang anak gadis kecil sedang berdiri terisak didekat pintu masuk sebuah gereja yang tidak terlalu besar, ia baru saja tidak diperkenankan masuk ke gereja tersebut karena "sudah terlalu penuh".

Seorang pastur lewat didekatnya dan menanyakan kenapa si gadis kecil itu menangis?

"Saya tidak dapat ke Sekolah Minggu" kata si gadis kecil.

Melihat penampilan gadis kecil itu yang acak-acakan dan tidak terurus, sang pastur segera mengerti dan bisa menduga sebabnya si gadis kecil tadi tidak disambut masuk ke Sekolah Minggu. Segera dituntunnya si gadis kecil itu masuk ke ruangan Sekolah Minggu di dalam gereja dan ia mencarikan tempat duduk yang masih kosong untuk si gadis kecil.

Sang gadis kecil ini begitu mendalam tergugah perasaannya, sehingga pada waktu sebelum tidur dimalam itu, ia sempat memikirkan anak-anak lain yang senasib dengan dirinya yang seolah-olah tidak mempunyai tempat untuk memuliakan Jesus.

Ketika ia menceritakan hal ini kepada orang tuanya, yang kebetulan merupakan orang tak berpunya, sang ibu menghiburnya bahwa si gadis masih beruntung mendapatkan pertolongan dari seorang pastur. Sejak saat itu, si gadis kecil berkawan dengan sang pastur.

Dua tahun kemudian, si gadis kecil meninggal di tempat tinggalnya didaerah kumuh,dan sang orang tuanya meminta bantuan dari si pastur yang baik hati untuk prosesi pemakaman yang sangat sangat sederhana. Saat pemakaman selesai dan ruang tidur si gadis di rapihkan, sebuah dompet usang, kumal dan sobek sobek ditemukan, tampak sekali bahwa dompet itu adalah dompet yang mungkin ditemukan oleh si gadis kecil dari tempat sampah. Didalamnya ditemukan uang receh sejumlah 57 sen dan secarik kertas bertuliskan tangan, yang jelas kelihatan ditulis oleh seorang anak kecil yang isinya:

"Uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tersebut bisa diperluas sehingga lebih banyak anak anak bisa menghadiri ke Sekolah Minggu"

Rupanya selama 2 tahun, sejak ia tidak dapat masuk ke gereja itu, si gadis kecil ini mengumpulkan dan menabungkan uangnya sampai terkumpul sejumlah 57 sen untuk maksud yang sangat mulia.

Ketika sang pastur membaca catatan kecil ini, matanya sembab dan ia sadar apa yang harus diperbuatnya. Dengan berbekal dompet tua dan catatan kecil ini, sang pastur segera memotivasi para pengurus dan jemaat gerejanya untuk meneruskan maksud mulia si gadis kecil ini untuk memperbesar bangunan gereja.

Namun Ceritanya tidak berakhir sampai disini. Suatu perusahaan koran yang besar mengetahui berita ini dan mempublikasikannya terus menerus. Sampai akhirnya seorang Pengembang membaca berita ini dan ia segera menawarkan suatu lokasi yang berada didekat gereja kecil itu dengan harga 57 sen, setelah para pengurus gereja menyatakan bahwa mereka tak mungkin sanggup membayar lokasi sebesar dan sebaik itu.

Para anggota jemaat pun dengan sukarela memberikan donasi dan melakukan pemberitaan, akhirnya bola salju yang dimulai oleh sang gadis kecil ini bergulir dan dalam 5 tahun, berhasil mengumpulkan dana sebesar 250.000 dollar, suatu jumlah yang fantastik pada saat itu (pada pergantian abad, jumlah ini dapat membeli emas seberat 1 ton).

Inilah hasil nyata cinta kasih dari seorang gadis kecil yang miskin, kurang terawat dan kurang makan,namun perduli pada sesama yang menderita. Tanpa pamrih, tanpa pretensi.

Saat ini, jika anda berada di Philadelphia, lihatlah Temple Baptist Church, dengan kapasitas duduk untuk 3300 orang dan Temple University, tempat beribu ribu murid belajar. Lihat juga Good Samaritan Hospital dan sebuah bangunan special untuk Sekolah Minggu yang lengkap dengan beratus ratus (yah,beratus ratus) pengajarnya, semuanya itu untuk memastikan jangan sampai ada satu anakpun yang tidak mendapat tempat di Sekolah MInggu.

Didalam salah satu ruangan bangunan ini, tampak terlihat foto si gadis kecil, yang dengan tabungannya sebesar 57 sen, namun dikumpulkan berdasarkan rasa cinta kasih sesama yang telah membuat sejarah. Tampak pula berjajar rapih foto sang pastur yang baik hati yang telah mengulurkan tangan kepada si gadis keci miskin itu, yaitu pastor DR.Russel H.Conwell penulis buku "Acres of Diamonds" - a true story.


[+/-] Selengkapnya...

Pao, Senhor?

Usianya barangkali tak lebih dari enam tahun. Berwajah kotor, bertelanjang kaki, berkaos compang-camping, dan berambut kusut. Anak lelaki kecil ini tak berbeda dengan ratusan ribu anak jalanan lainnya yang berkeliaran di kota Rio de Janeiro.

Saya sedang berjalan ke kafe terdekat untuk minum kopi saat anak itu datang dan mengikuti di belakang saya. Saya mendengar langkah kakunya, lalu saya berhenti dan menoleh ke belakang.

"Pao, senhor?" (Roti, Tuan?)


Di Brazil, setiap hari kita mendapat kesempatan untuk membelikan permen atau roti bagi anak-anak. Setidaknya itu yang dapat dilakukan. Saya ajak anak itu ikut dengan saya, masuk ke sebuah kedai.

"Buatkan secangkir kopi untuk saya dan berikan makanan untuk sobat kecil ini." Anak itu segera menghambur ke stand roti dan mulai memilih roti kesukaannya. Biasanya setelah mengambil makanannya, anak-anak ini akan bergegas pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Namun sobat cilik ini cukup mengagetkan saya.

Kedai itu bentuknya bar memanjang dan terbagi dua. Satu untuk menjual roti dan satunya lagi untuk menjual kopi. Ketika anak itu sedang memilih roti, saya pergi ke tempat satunya untuk minum kopi. Ketika menunggu kereta untuk pulang, saya masih melihat anak itu. Ia berada di depan pintu masuk, memegang rotinya, dan berjinjit memandangi setiap orang yang masuk. "Apa yang sedang dilakukannya?" Pikir saya.

Ia melihat saya dan langsung menghambur ke arah saya. Ia datang dan berdiri di hadapan saya. Lalu ia menyungging seulas senyum yang mampu meluluhkan hatu Anda dan berkata, "Obrigado." (Terima kasih.) Dan sambil menggaruk pergelangan kakinya yang gatal dengan jempol kaki satunya, ia menambahkan. "Muito obrigado." (Terima kasih banyak.)

Tiba-tiba ingin rasanya saya membeli seluruh isi kedai ini untuknya.

Tetapi sebelum saya sempat mengucapkan sepatah kata pun, anak itu sudah berbalik dan menghambur ke luar.

Ketika menulis kisah ini, saya masih berdiri di kedai dengan kopi yang sudah dingin, dan saya terlambat untuk mengajar. Namun keterkejutan yang saya alami setengah jam yang lalu belum hilang. Dan saya pun merenungkan pertanyaan berikut: Jika hati saya saja tergerak oleh seorang anak jalanan yang mengucapkan terima kasih untuk sebuah roti, tidakkah hati Allah jauh lebih tergerak ketika saya dengan sungguh-sungguh mengucap syukur atas berkat-berkat yang telah dicurahkannya pada kehidupan saya.

- Max Lucado (Warta Jemaat)

Ya, saya juga pernah memberikan seorang pengemis yang datang ke rumah saya. Ia terlihat hitam, kusuh, lagi kotor. Pengemis wanita ini berdiri di depan rumah saya, mengeluarkan tangannya yang menandakan ia meminta uang.

Kemudian hati saya tergerak oleh belas kasihan. Kemudian saya mendekatinya dan memberikan uang seribu di tangannya. Ya, seribu yang ada di kantung saya. Ia lalu menerima uang seribuan itu. Lalu, hal yang begitu mengena adalah ia tersenyum dan senyumnya itu begitu polos dan indah. Padahal saya hanya memberikan ia uang seribu. Senyum itu masih bisa saya ingat sampai saat ini. Senyum itu begitu indah di antara wajah dan tubuh yang kotor, hitam itu. Senyum itu berasal dari hatinya. Itulah keindahan senyum yang bukan dibuat-buat. Senyum itu berkali-kali lipat lebih indah dibandingkan dengan senyum yang dipaksakan, dan senyum hanya untuk basa-basi.

Belajarlah tersenyum dengan hatimu. Bayangkan senyum seorang pengemis saja bisa membuat orang lain tertegun. Berikanlah senyuman dari hatimu untuk orang-orang yang kita kasihi di sekitar kita. Senyum kita bisa membuat orang-orang di sekitar kita lebih bahagia.

[+/-] Selengkapnya...

Wise Treasure

Sebuah renungan tentang hal-hal kecil di kehidupan kita yang memberikan warna baru di hari ini maupun hari esok. Hal-hal kecil ini kadang menyeletuk, mengingatkan, membuat kita tertawa, dan bahkan meneguhkan diri kita. Kadang kala, kita terbawa arus kehidupan di sekitar kita hingga melupakan hal-hal kecil ini, di lain pihak kita juga terlalu sibuk dengan rutinitas kita yang membuat kita jenuh.

Jenuh dengan kehidupan sehari-hari. Mungkin itu sering ditemui di antara kita semua. Padahal hidup ini indah, penuh dengan warna-warni. Ada senang, sedih, kecewa, bangga, malu, dan banyak lagi. Hal-hal yang membuat kita sedih, sakit hati, kecewa akan membuat kita menghargai apa yang namanya rasa senang, kedamaian, dan cinta kasih. Jadi hargailah tiap saat dalam kehidupan kita.

Bagi teman-teman yang ingin memberikan beberapa hal-hal kecil yang kadangkala terlupakan, hubungi saya. Terima kasih....






[+/-] Selengkapnya...